MANAJEMEN PROYEK BIDANG IT & PENDIDIKAN
Assalamualaikum
wr.wb
hallo
kawan selamat pagi kali ini saya akan bagikan sedikit ilmu mengenai
management proyek yang dapat disingkat dengan nama POAC yand
diartikan dibawah ini
A.
Planning (Perencanaan)
Planning
adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan
sebagakegiatan yang
dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor
maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning”yang tepat untuk
mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.Pada
proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
•Permasalahan
yang terkait dengan tujuan dansumber daya yang tersedia.
•Cara
mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang
tersedia.
•Penerjemahan
rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
•Penetapan
jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B.
Organizing (Pengorganisasian)
Organizing
(pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu
kegiatan yang
dilakukan
oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu
wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan
hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk
menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.Dalam proses
manajemen, organisasi berfungsi untuk
•menjamin
terpeliharanya koordinasi dengan baik.
•membantu
pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
•mempersatukan
pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di
dalam kordinasinya.Dalam
fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural
maupun fungsionalyang
secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui
mekanisme :
•koordinasi
vertikal (menggambarkan fungsi komando),
•koordinasi
horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
•koordinasi
diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi
komando).
Koordinasi
vertikal dan bersifat hirarkis :
•Pelaksana
Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan MaterialSuperintendant
atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment
Superintendant.
•Field
Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity
Engineeratau
dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat
hirarkis.Koordinasi
horizontal dan bersifat satu level :
•Pelaksanaan
konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan
Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
•Field
Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan
Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu
level.
Koordinasi
diagonal :
Koordinasi
antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan
koordinasihorizontal
dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan
Kerja Pekerjaan
Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer
merupakan
koordinasi vertikal.
C.
Actuating (Penggerakan)
Actuating
diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang
tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan
motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama
memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.Berikut ini beberapa metoda
mensukseskan“actuating”yang dikemukakan
oleh George R. Terry, yaitu:
•Hargailah
seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa
keberadaannya
di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
•Instruksi
yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan
mempertimbangkan
adanya perbedaan individual dari pegawainya,
hingga
dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
•Perlu
ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan
dilaksanakan oleh pegawainya.
•Lakukan
praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan
dalampenyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat
difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
•Upayakan
memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh
sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja
yang diikutinya.
•Pimpinan
perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar
apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
•Seorang
pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya
semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar
bisa memberikan
dalih pembenaran atas keputusannya.
•Jangan
berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang
lain menjadi naik emosinya.
•Pimpinan
dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak
dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
•Perlu
melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerj pegawai, namun
haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas
pegawai.
D.
Controlling (Pengendalian)
Controlling
diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau
jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh
konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General Superintendat)
berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang)
terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site
Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant,
Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan
masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan
kualitas (quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian
sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.Kegiatan ini berlaku
juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalamartian,
kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan
controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara
keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja
konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan
atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
•Produk
pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
•Seluruh
sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
•Prosedur
dan cara kerjanya
•Kebijaksanaan
teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.Controlling
harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta
tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan
antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
REFERENSI
dhttp://192.168.153.3/data/SOP%20K3%20%20Management%20Project/KONSEPSI%20MANAJEMEN%20PROYEK%20DI%20BIDANG%20IT.pf
Demikian semoga bermanfaat
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum wr.wb

0 komentar :
Posting Komentar